Jika Allah memang mempunyai anak

Katakanlah, jika benar Rabb Yang Maha Pemurah mempunyai anak, maka akulah (Muhammad) orang yang mula-mula memuliakan (anak itu).

(Az Zukhruf QS. 43:81)

Siksa bagi yang tidak berzakat

Tiadalah bagi pemilik emas dan perak yang tidak menunaikan haknya untuk menzakatkan keduanya, melainkan di hari kiamat ia didudukkan di atas pedang batu yang lebar dalam neraka, maka dibakar di dalam jahannam, disetrika dengannya pipi, kening dan punggungnya.

Setiap api itu padam maka disiapkan lagi baginya (hal serupa) untuk jangka waktu 50 ribu tahun, hingga selesai pengadilan umat manusia semuanya, maka ia melihat jalannya, apakah ke surga ataukah ke neraka.

(HR. Muslim)

Allah Yang Maha Memutuskan

Tentang sesuatu apapun kamu berselisih, maka putusannya (terserah) kepada Allah. (Yang mempunyai sifat-sifat demikian) itulah Allah Rabbku. Kepada-Nyalah aku bertawakal dan kepada-Nyalah aku kembali.

(Asy Syuura QS. 42:10)

Jika benar beriman, mengapa membunuh nabi-nabi

Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kepada Al Quran yang diturunkan Allah," mereka berkata: "Kami hanya beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami". Dan mereka kafir kepada Al Quran yang diturunkan sesudahnya, sedang Al Quran itu adalah (Kitab) yang hak; yang membenarkan apa yang ada pada mereka.

Katakanlah: "Mengapa kamu dahulu membunuh nabi-nabi Allah jika benar kamu orang-orang yang beriman?"

(Al Baqarah QS. 2:91)

Allah menciptakan langit dan bumi

Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa". Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati".

(Fushshilat QS. 41:11)

Berimanlah kepada Allah

(Kenapa) kamu menyeruku supaya kafir kepada Allah dan mempersekutukan-Nya dengan apa yang tidak kuketahui, padahal aku menyeru kamu (agar beriman) kepada Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun?

(Al Mu'min QS. 40:42)

Sebarkanlah salam

Demi Dzat yang jiwaku berada dalam kekuasaan-Nya, kamu tidak akan masuk surga, kecuali kalau kamu beriman; dan tidaklah kamu beriman, kecuali kamu saling mengasihi.

Maukah kamu aku tunjukkan sesuatu yang jika kamu kerjakan, kamu akan saling mengasihi? Sebarkanlah salam di antara kamu.

(HR. Muslim)

Sahnya amal tergantung niat

Sesungguhnya sahnya amal itu dengan niat, dan sesungguhnya bagi tiap orang menurut apa yang ia niatkan.

Barangsiapa yang berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu untuk Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa yang berhijrah karena keduniaan yang ia akan memperolehnya atau karena wanita yang ia akan mengawininya, maka hijrahnya itu adalah menuruh apa yang dihijrahinya.

(HR. Bukhari dan Muslim)

Hanya ingat Allah saat ditimpa mudharat

Dan apabila manusia itu ditimpa kemudharatan, dia memohon (pertolongan) kepada Rabbnya dengan kembali kepada-Nya; kemudian apabila Rabb memberi nikmat-Nya kepadanya, lupalah dia akan kemudharatan yang pernah dia berdoa (kepada Allah) untuk (menghilangkannya) sebelum itu, dan dia mengada-adakan sekutu-sekutu bagi Allah untuk menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya.

Katakanlah: "Bersenang-senanglah dengan kekafiranmu itu sementara waktu; sesungguhnya kamu termasuk penghuni neraka".

(Az Zumar QS. 39:8)

Allah adalah Rabb. Sembahlah.

Sesungguhnya Allah, Rabbku dan Rabbmu, karena itu sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus.

(Ali 'Imran QS. 3:51)

Allah maha mengetahui

Tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah mengetahui segala yang mereka sembunyikan dan segala yang mereka nyatakan?

(Al Baqarah QS. 2:77)

Kebenaran berita Al Quran

Al Quran ini tidak lain hanyalah peringatan bagi semesta alam. Dan sesungguhnya kamu akan mengetahui (kebenaran) berita Al Quran setelah beberapa waktu lagi [*].

(Shaad QS. 38:87-88)

[*] Kebenaran berita-berita Al Quran itu ada yang terlaksana di dunia dan ada pula yang terlaksana di akhirat; yang terlaksana di dunia seperi kebenaran janji Allah kepada orang-orang Mukmin bahwa mereka akan menang dalam peperangan dengan kaum musyrikin, dan yang terlaksana di akhirat seperti kebenaran janji Allah tentang balasan atau perhitungan yang akan dilakukan terhadap manusia.

Tidak halal saling mendiamkan

Janganlah kamu saling membenci, belakang-membelakangi dan saling memutuskan hubungan. Dan jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara. Tidak halal bagi seseorang muslim mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari.

(Muttafaq'alaih)

Suami jagalah mulutmu

Dari Abu Said Al Khudri ra:

Seburuk-buruknya tempat manusia di sisi Allah kelak di hari kiamat, ialah tempat suami yang telah saling percaya mempercayai istrinya, tetapi kemudian si suami membuka rahasia pribadi istrinya sendiri.

(HR. Muslim)

Berdagang sambil bersumpah

Abu Hurairah ra:

Sumpah itu melariskan dagangan, tetapi menghapus keberkatan.

(HR. Bukhari)

Penyesalan karena memperolok Rasul

Alangkah besarnya penyesalan terhadap hamba-hamba itu, tiada datang seorang rasulpun kepada mereka melainkan mereka selalu memperolok-olokkannya.

(Yaasin QS. 36:30)

Allah membangkitkan bumi mati

Dan Allah, Dialah Yang mengirimkan angin; lalu angin itu menggerakkan awan, maka Kami halau awan itu ke suatu negeri yang mati lalu Kami hidupkan bumi setelah matinya dengan hujan itu. Demikianlah kebangkitkan itu.

(Faathir QS. 35:9)

Berita gembira sekaligus peringatan

Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyak manusia tiada mengetahui.

(Saba' QS. 34:28)

Mengganti perintah Allah

Lalu orang-orang yang zalim mengganti perintah dengan (mengerjakan) yang tidak diperintahkan kepada mereka. Sebab itu Kami timpakan siksa atas orang-orang yang zalim itu dari langit, karena mereka berbuat fasik.

(Al Baqarah QS. 2:59)

Berbudi vs sombong

Dari Jabir ra:

Sesungguhnya orang yang saya kasihi dan yang terdekat tempatnya denganku pada hari kiamat ialah yang terbaik budi pekertinya. Dan orang yang sangat saya benci dan terjauh tempatnya dari padaku di hari kiamat yaitu orang yang banyak bicara, sombong dalam pembicaraannya dan berlagak menunjukkan kepandaiannya.

(HR. Turmudzi)

Berbakti kepada orang tua adalah jihad

Dari Abdullah bin Amru ra. : Seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW minta ijin hendak ikut jihad (berperang). Tanya Nabi SAW kepadanya, "Apakah kedua orang tuamu masih hidup?" Jawab orang itu, "Masih!" Sabda beliau. "Berbakti kepada keduanya adalah jihad."

(HR. Muslim)

Jagalah istrimu

"Janganlah sekali-kali seorang laki-laki berduaan saja dengan seorang wanita, melainkan didampingi seorang muhrim". Lalu ada seorang laki-laki berdiri dan berkata, "Istri saya pergi haji, sedangkan saya telah ditetapkan untuk ikut peperangan ini dan peperangan itu". Rasul berkata, "Kembalilah, dan pergilah haji bersama dengan istrimu".

(HR. Bukhari)

Allah mengingatkan Nabi

Hai Nabi, bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu menuruti (keinginan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

(Al Ahzab QS. 33:1)

Menyesal setelah terlambat

Dan (alangkah ngerinya), jika sekiranya kamu melihat mereka ketika orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Rabb-nya, (mereka berkata): "Ya Rabb kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan mengerjakan amal saleh, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin."

(As Sajdah QS. 32:12)

Berbuat baik kepada Ibu-Bapak

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapak-nya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku-lah kembalimu.

(Luqman QS. 31:14)

Romawi menzalimi diri sendiri

Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi dan memperhatikan bagaimana akibat (yang diderita) oleh orang-orang sebelum mereka? orang-orang itu adalah lebih kuat dari mereka (sendiri) dan telah mengolah bumi (tanah) serta memakmurkannya lebih banyak dari apa yang telah mereka makmurkan.

Dan telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata.

Maka Allah sekali-kali tidak berlaku zalim kepada mereka, akan tetapi merekalah yang berlaku zalim kepada diri sendiri.

(Ar Ruum QS. 30 :9)

Jabatan = amanah

Dari 'Aisyah ra:

Wahai Allah! Siapa yang menjabat suatu jabatan dalam pemerintahan ummatku, lalu dia mempersulit urusan mereka, maka persulit pulalah dia, dan siapa yang menjabat suatu jabatan dalam pemerintahan ummatku, lalu dia berusaha menolong mereka, maka tolong pulalah dia.

(HR. Muslim)

Fitnah berubah menjadi harta

Dari Ka'ab bin Iyadh ra:

Saya telah mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Tiap ummat mempunyai cobaan sendiri-sendiri dan fitnah cobaan ummatku adalah kekayaan harta."

(HR. Turmudzi)

Tinggalkan Keraguan

Tinggalkanlah sesuatu yang meragu-ragukan (berpindahlah) kepada sesuatu yang tidak meragu-ragukan.

(HR. Ahmad)

Ampunan untuk Musa

Musa mendoa: "Ya Rabb-ku, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri karena itu ampunilah aku". Maka Allah mengampuninya, sesungguhnya Allah Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

(As Qashash QS. 28:16)

What Would Jesus Do?

By Remi Kanazi

02/04/06 "ICH" -- -- Picture this: A cartoon of Jesus, with his pants down, smiling, raping a little boy. The caption above it reads “Got Catholicism?” Or how about a picture of a Rabbi with blood dripping from his mouth after bludgeoning a small Palestinian boy with a knife shaped like the Star of David—the caption reads “The Devil’s Chosen Ones.”

I wonder if people around the world would just consider this free speech? Of course, some would condone or agree with one, two or all three, while others would say “it’s free speech,” although they “find it offensive and in poor taste.” But do you honestly think media outlets such as the BBC, Le Monde, or any media outlet in Copenhagen would pick up these cartoons? The outrage would begin instantly and advertisers would pullout. Yet, those in Denmark and their supporters around Europe call it freedom of speech to have a cartoon of the prophet Mohammed—who is not supposed be depicted to prevent idolatry according to clerical interpretation of the Koran—with a turban shaped like a bomb on his head.

The double standard the West has set for the rest of the world is disgusting. We live in a foolish bubble where we think we are free to say or do whatever we want without consequence. I remember watching Saturday Night Live when Sinead O’Connor ripped up a picture of the Pope. The furor was enormous, which led to NBC receiving a 2.5 million dollar fine by the Federal Communications Commission. Imagine if it was a picture of Jesus—the US Congress would have made the Teri Schiavo intervention look like a joke.

Where are the pictures of the dead soldiers, the dead women and children in the Western media? Some governments won’t allow it and other media outlets just fear the backlash. When I need journalistic honesty, I have to turn to Al Jazeera, why is that? One cannot even deny the Holocaust in Europe, question 9/11 in America (unless you want the Ward Churchill treatment), but the West claims they’re all about free speech.

It is no coincidence the Israeli/Palestinian conflict is grossly pro-Israeli. It is no coincidence that you never heard the full quotes of Iranian president Ahmadinejad’s comments on Israel and the Holocaust—no matter the basis. And it is no coincidence that Arab analysts who are against the war in Iraq, the occupation of Palestine, and America’s “war on terror” are insufficiently represented in the European press.

So what are Muslims to do? Violence is out of the question—that would be “an overreaction.” So why not boycott? That would be a mistake as well, according to the European Justice Commissioner Franco Frattini who stated, “Calls for boycotts or for restraints on the freedom of the press are completely unacceptable.” What Frattini meant to say is that Muslims should choose capitalism over faith. Maybe the European Union will clarify through a cartoon—Mohammed selling the Koran for ten bucks in a Danish pawn shop. But boycotting is a friend of the West. However, they more conveniently title it “sanctions.” I’m sure we all remember the 500,000 Iraqi women and children that died because of the UN boycotts on Iraq after the first Gulf War.

Is Europe is willing to continue this new trend against boycotts? Will the European community call on Israel to show Paradise Now in non-independent theatres? It’s the only way to stop the boycott of Palestinian freedom of speech. Will the European Union resume aide to the Hamas-led Palestinian government tomorrow? Since Hamas’ call for the destruction of Israel is protected under the clause of freedom of speech and the group stopped suicide attacks 18 months ago, it only seems logical.

If Denmark, Norway, France, Germany and the rest of Europe believe in the freedom of speech, it should include all instances and all religions. These nations are carelessly defending their hypocrisy and reinforcing the double standard that alienates Muslims and desecrates the Muslim faith, under the guise of free speech. I guess only one question remains for small Norwegian Christian newspapers like Magazinet that reprinted the cartoons: What would Jesus do?

*** Remi Kanazi is the primary writer for the political website www.PoeticInjustice.net. He lives in New York City as a Palestinian American freelance writer and can reached via email at remroum@gmail.com

source:
InformationClearingHouse